Saturday, 9 August 2014

UnikAneh.com - Kumpulan Artikel UNIK dan ANEH: Modernisasi Mesin Perang Israel dan Genosida di Jalur Gaza.

UnikAneh.com - Kumpulan Artikel UNIK dan ANEH
Kumpulan Artikel Unik dan Aneh 
Dog-Lovers' Tees.

Unleash yourself and shop our special collection of tees and accessories for you and your pooch.
From our sponsors
Modernisasi Mesin Perang Israel dan Genosida di Jalur Gaza.
Aug 9th 2014, 18:00, by gosip oke

Unikaneh.com - Pemerintah Mesir sepertinya tidak mengindahkan kemarahan dunia internasional yang mengutuk kejahatan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza dan genosida di kawasan terisolir ini. Baru-baru ini pemerintah Kairo mengijinkan enam kapal pengangkut senjata bagi rezim penjajah al-Quds melalui Terusan Suez.

Kantor Berita Palestina al-Youm Ahad (3/8) dari Kairo dan mengutip pejabat Mesir yang enggan disebutkan identitasnya melaporkan, enam kapal yang memuat senjata bagi Israel beberapa hari lalu melintasi Terusan Suez dengan pengamanan ketat. Muatan keenam kapal tersebut ditaksir mencapai 19 ribu ton.



Sebelumnya, Kongres Amerika pada hari Jumat meratifikasi draf darurat bantuan sebesar 225 juta dolar untuk sistem Iron Dome Israel. Kongres Amerika tahun lalu juga meratifikasi bujet sebesar 235 juta dolar guna membantu peningkatan kemampuan sistem Iron Dome rezim Zionis Israel.

Upaya mempersenjatai rezim Zionis dengan beragam senjata meski adanya serangan brutal rezim ini ke Jalur Gaza mengindikasikan para pendukung Tel Aviv masih tetap berupaya memperkuat kebijakan haus perang Israel. Mengingat mesin-mesin perang Israel semakin diperkuat dalam kondisi saat ini, upaya Amerika dan Mesir untuk menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza tidak mendapat tempat di Arab.

Pengokohan militer rezim Zionis dan dukungan sekutu rezim ini terhadap kebijakan hasu perang Tel Aviv di kawasan terus berlanjut di saat para pecinta kebebasan dan perdamaian di seluruh dunia bangkit menentang keganasan rezim penjajah al-Quds. Bahkan warga Amerika sendiri dalam beberapa hari terakhir menggelar aksi demonstrasi mengutuk kejahatan Israel di Jalur Gaza dan mereka meminta pemerintah Amerika tidak menyerahkan uang hasil pajak mereka kepada Israel.

Dukungan terhadap rezim penjajah Israel, meski rezim ini melakukan kejahatan di Jalur Gaza dan pembunuhan massal terhadpa perempuan serta anak-anak Palestina, mengindikasikan bahwa masyarakat internasional termasuk pemerintah Amerika tunduk pada Zionis.

Kejahatan yang dilakukan rezim Zionis selama hampir satu bulan di Jalur Gaza sangat menyakitkan hati para pecinta kebebasan, namun pendukung rezim Tel Aviv mendefinisikan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan melengkapi mesin-mesin perang algojo abad 21.


Jalur Gaza saat ini menjadi bukti nyata pelanggaran HAM dan kejahatan perang anti kemanusiaan. Dengan adanya genosida nyata di Jalur Gaza, misi dan tugas berbagai organisasi pembela HAM dan PBB di bawah bayang-bayang pergerakan Zionis semakin menemukan arti.

Kejahatan perang anti kemanusiaan di Jalur Gaza yang tak segan-segan membantai bayi Palestina yang masih menyusu membuat berbagai organisasi yang bertanggung jawab di bidang hak asasi manusia dan perdamaian global menjadi bahan tertawaan rezim Zionis.

Menjaga perdamaian dan keamanan internasional, menghapus ancaman terhadap perdamaian dan menghentikan berbagai agresi merupakan misi utama PBB, namun sikap organisasi dunia ini terkait kejahatan Zionis di Gaza telah membuktikan bahwa misi mereka sebenarnya adalah mempropagandakan perang dan arogansi ala Zionis.

Melintasnya enam kapal yang memuat senjata untuk Israel melalui kanal Suez juga menunjukkan bahwa sifat haus perang masih membayangi abad peradaban modern dan kemanusiaan. Dan PBB sebagai simbol dan penanggung jawab utama perdamaian dan keamanan global kini hanya tinggal namanya saja.

Kejahatan di Jalur Gaza dan Kebungkaman Negara-negara Arab


Jalur Gaza masih menjadi ajang kebiadaban dan kegilaan rezim Zionis Israel. Perempuan, anak-anak dan warga sipil di Gaza terus menjadi korban arogansi dan mesin-mesin perang Israel. Departemen Kesehatan Palestina menyatakan, sejak dimulainya serangan sadis Israel ke Gaza, lebih dari 1700 warga Palestina gugur syahid dan 9000 lainnya cidera.

UNICEF mengumumkan bahwa korban di pihak anak-anak Gaza mencapai 296 orang. Pembantaian warga tak berdosa di Gaza terjadi di saat negara-negara Arab yang menganggap Palestina bagian dari Dunia Arab, memilih bungkam menyaksikan kondisi kawasan terisolir ini.

Tak diragukan lagi bahwa sikap pasif para pemimpin dan raja negara-negara Arab telah membuka peluang lebar-lebar bagi Israel untuk melanjutkan brutalitasnya terhadap warga Palestina. Faisal al-Shaya, salah satu anggota parlemen Kuwait dengan transparan mengisyaratkan masalah ini dan mengatakan, pembantaian sadis di Jalur Gaza, perusakan rumah warga Palestina dan pembantaian massal perempuan serta anak-anak tak berdosa di Gaza akibat dari kebungkaman serta sikap pasif negara-negara Arab saat ini.

Namun dibalik kebungkaman pemerintah Arab yang juga dapat juga dikategorikan sebagai sikap dan dukungan mereka terhadap rezim Zionis Israel dan yang menyebabkan berlanjutnya kejahatan Tel Aviv di Gaza adalah sikap pasif masyarakat internasional. Sampai saat ini belum dirilis satu buah resolusi anti Zionis. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan hanya bungkam menyaksikan peristiwa berdarah di Gaza dan hal ini membuka peluang bagi rezim penjajah untuk melakukan kejahatan di wilayah terisolir ini.

Pembantaian massal anak-anak yang tengah bermain di jalan-jalan, serangan ke sekolah dasar, universitas serta rumah sakit merupakan bukti nyata kejahatan perang yang terjadi di Gaza. Namun PBB dan Dewan Keamanan masih saja menutup mata mereka terhadap peristiwa dan sejarah pahit umat manusia ini.

Yang paling menyedihkan adalah di sela-sela kejahatan anti kemanusiaan di kawasan kecil dan terisolir Gaza, pemerintah Barat masih tetap melanjutkan bantuan senjata kepada mesin-mesin perang Israel. Senjata inkonvensional yang ditembakkan ke Gaza selama 27 hari lalu seluruhnya buatan Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat lain.

Dukungan finansial dan senjata Barat terhadap Israel terus berlanjut di tengah-tengah protes opini publik dunia terhadap kejahatan rezim Tel Aviv di Gaza dan membuat Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu dengan berani mengatakan, "Agresi ke Jalur Gaza akan terus berlanjut." Sikap ini dapat dicermati sebagai hasil dari kebijakan dualisme masyarakat internasional terkait kejahatan kemanusiaan di Gaza serta ideologi radikal sejumlah Zionis garis keras terkait pembantaian massal bangsa Palestina.

Zionis radikal yang bertepuk tangan dan bersuit menyaksikan pembantaian anak-anak dan perempuan di Jalur Gaza merupakan peristiwa menyedihkan dan patut ditangisi matinya sifat manusiawi di dunia. Dominique de Villepin, mantan perdana menteri dan menteri luar negeri Perancis dalam sebuah artikelnya meminta Paris mengakui telah mendanai pembantaian massal di Gaza oleh Israel, juga menilai apa yang terjadi terhadap bangsa Palestina tak berbeda dengan terorisme terorganisir rezim Zionis Israel.

Kini muncul pertanyaan, apakah masyarakat internasional tidak memiliki undang-undang dalam menyikapi terorisme terorganisir sebuah rezim penjajah yang memaksa sebuah bangsa menjadi pengungsi dan setelah lebih dari enam dekade pendudukan masih tetap melakukan pembantaian massal? Mungkin hukum internasional termutilasi oleh kepentingan politik Barat dan pengaruh lobi Zionis dunia.

Kini masyarakat dunia di Gaza hanya diam menyaksikan perang dan pembantaian terhadap sebuah bangsa yang tidak memiliki senjata untuk membela diri kecuali air mata. Ini merupakan bukti bahwa perang di Gaza adalah perang yang tidak seimbang.

"Jangan Lupa Komentarnya ya gan....!!"

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

No comments:

Post a Comment